Perspektif Kristen tentang wabah dan Bencana (bag.2)

Sifat dan Maksud Tuhan, Sikap Kita, Solusi

  • Tanya: Bagaimanakah penjelasan tentang asal bencana, penyakit dan wabah yang serasi dengan akal sehat, ilmiah dan alkitabiah?

Jawab: Kita mulai dengan mengerti realitas manusia. Manusia adalah jejaring keberadaan jasmani dengan banyak hukum, dan sistem di dalamnya seperti sistem sel, syaraf, magnit, listrik, energi, nafas, getah bening, darah, kelenjar, tulang belulang, otot, kulit, organ, dlsb. berlangsung dalam dirinya. Di samping ke-ada-an jasmani ini manusia juga adalah makhluk moral, sosial, dan spiritual. Seluruh kenyataan jejaring kehidupan manusia ini jika masing-masingnya dan interaksi di antaranya baik kita sebut sehat, atau jika mengalami degenerasi, mutasi dan malfungsi internal, atau gangguan eksternal menyebabkan sakit. Dalam terang Alkitab proses degenerasi dalam diri manusia disebabkan oleh faktor moral-spiritual yang menyimpang / melanggar prinsip-prinsip hidup yang TUHAN Allah maksudkan untuk manusia hidupi sebagai citra-Nya. Dosa Adam dan Hawa melanjut ke dosa-dosa setiap orang menjadi sebab kondisi hidup manusia secara umum rentan kelemahan, sakit, bahkan kematian.

Demikian pun alam semesta ini diciptakan Tuhan Allah sebagai realtas dengan banyak jenis jejaring yang rumit yang saling berinteraksi, yaitu jejaring alami, hayati, moral (perilaku moral manusia berdampak ke alam), bahkan juga spiritual sebab ada konflik semesta antara rencana dan karya baik Tuhan Allah dengan niat jahat si musuh, yaitu iblis dan semua antek pengikutnya. Maka, dapat dikatakan bahwa bencana, wabah penyakit bisa terkait dengan unsur penyimpangan (mutasi), perusakan (degenerasi), atau pelanggaran terhadap hukum moral, spriitual, ekologis, kesehatan, ekonomi, natural dan supernatural secara sendiri-sendiri atau bersamaan. Singkatnya, penyakit, wabah, bencana adalah kenyataan alam yang terjadi sesudah Kejatuhan yang dalam kenyataan kelanjutannya satu atau beberapa hukum realitas ciptaan Allah ini menyimpang, dilanggar, terganggu atau mendegenerasi.

  • Tanya: Jadi menyangkut bencana seperti tsunami atau gempa, wabah seperti covid-19 akhir-akhir ini, bagaimana tepatnya kita menganggapnya? Gejala alam sematakah? Akibat dosa manusiakah? Hukuman Tuhankah? Ulah ibliskah?

Jawab: Merujuk pada catatan dan ajaran Alkitab pertanyaan ini dapat dijawab dari berbagai perspektif. 1) ya gejala alam — semua kesengsaraan yang dialami secara individual, komunal, lokal maupun global pada dasarnya adalah fakta bahwa realitas natural kita sedang makin cemar, merosot, menuju kehancuran total. 2) ya gejala moral-spiritual — semua proses perusakan alami ini adalah bukti bahwa realitas alami ini tidak hanya natural tetapi juga moral dan spiritual, artinya berinteraksi dengan dan terdampak oleh tindakan moral-spiritual manusia sebagai makhluk moral-spiritual. 3) iblis memancing di air keruh — kecemaran, kemerosotan, kehancuran, kesengsaraan sampai pada kematian atau kebinasaan diinginkan oleh si iblis. Yesus mengatakan bahwa iblis adalah pencuri yang ingin mencuri dan membinasakan manusia. Atau paling tidak ingin membuat reputasi Allah pada kesan manusia menjadi buruk, dan sukacita serta keyakinan manusia akan kasih, kuasa, hikmat dan kedaulatan Allah menjadi guncang. 4) terakhir namun merupakan prinsip pengatur tiga perspektif tadi ialah keterlibatan penuh Allah dalam segala sesuatu yang harus dilihat sebagai manifestasi penuh semua sifat Allah – kudus, adil, kasih, kuasa, dst. — secara serasi, dan keterpaduan kehendak, pertimbangan, rencana dan karya-karya Allah.

  • Tanya: Jika pada akhirnya Tuhan Allah terlibat penuh dalam segala sesuatu bukankah dapat dikatakan bahwa bencana, penyakit, dan wabah adalah tindakan Allah?

Jawab: Sambil mengingat terus bahwa Tuhan Allah itu kasih dan baik, berkuasa dan berdaulat, serta adil dan berhikmat, juga bahwa hanya Tuhan Allah satu-satunya pencipta, pemelihara, penyelamat maka tidak ada satu peristiwa, kejadian apa pun dalam kehidupan manusia dan dunia yang berasal dari keberadaan lain yang setara Allah, atau yang terjadi dengan sendirinya, atau yang tanpa keterlibatan Tuhan Allah baik langsung, atau karena desain ilahi-Nya, atau atas seizin-Nya. Dari catatan berbagai peristiwa dalam Alkitab, juga ajaran Alkitab memang Tuhan Allah terlibat penuh baik dalam lingkup personal, komunal, global bahkan universal. Beberapa contohnya: 1) Allah mencipta dan memelihara juga mengutuk bumi, 2) Allah memberi hidup, juga mencabut nyawa makhluk, 3) Allah mengangkat raja, juga menurunkan raja, 4) Allah menahan hujan, juga mencurahkan hujan kembali, 5) Allah membuat panen berhasil, juga membuat panen gagal, 6) Allah memberi mandat budaya, juga membuat karya budaya itu berantakan ketika bertujuan menandingi Tuhan, dst. Prinsip pentingnya di sini adalah: menghadapi apa pun dalam kehidupan di dunia kini, kita boleh memiliki keyakinan teguh bahwa tidak ada sikon, makhluk, kondisi natural atau realitas supernatural yang bisa berlangsung sendirinya tanpa kendali, pengaturan, maksud, izin dari Tuhan Allah. Dan, karena sifat-sifat-Nya – kasih dan baik, kuasa dan berdaulat, kudus, adil dan berhikmat sepenuhnya hadir terlibat dalam semua rencana dan tindakan-Nya, maka 1) apa pun bentuk sikon buruk yang kita alami pasti berasal dari semua sifat Allah itu, 2) tentu ada rencana dan maksud ilahi di dalam keadaan buruk itu, dan 3) bagaimana pun beratnya bencana dan wabah yang dialami pasti ada solusi yang datang dari Tuhan Allah dan sesuai semua sifat-sifat-Nya itu, 4) sumber untuk sikap yang boleh membawa kita kepada pengertian dan solusi yang tepat adalah perendahan diri, dan penerimaan kebenaran tentang Allah, sifat, rencana, karya dan tindakan-Nya seperti yang dicatat dan diajarkan dalam Alkitab, sambil menyadari tentang tanggungjawab natural, moral, spiritual kita sebagai citra Allah.

Mari memberkati sesama melalui pelayanan literasi Yay. Simpul Berkat. Kirim dukungan Anda ke: BCA 0953882377

Be the first to comment

Leave a Reply