Penting dan Perlu Disebarkan, Buku Peta Jalan Gerakan Literasi Nasional

Ini buku terbitan tahun 2017 ketika Muhadjir Effendy masih menjabat sebagai Menteri Pendidikan. Judul bukunya Peta Jalan Gerakan Literasi Nasional. Mengapa buku terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ini penting karena berisi informasi pemahaman apa itu literasi dan gerakannya yang terus menerus harus dibangun untuk menjawab tantangan saat ini dan di masa depan.

Dalam buku ini dijelaskan secara sederhana apa itu literasi sehingga pembacanya, -diharapkan orang tua, guru, dan siapapun pembacanya- dapat memahami dan kemudian mempraktikannya.

Gerakan Literasi Masyarakat merupakan gerakan berupa kegiatan-kegiatan literasi yang dilakukan untuk masyarakat tanpa memandang usia. Sebagai poros pendidikan sepanjang hayat bagi masyarakat, program-program gerakan literasi di masyarakat bertujuan untuk menjaga agar kegiatan membangun pengetahuan dan belajar bersama di masyarakat terus berdenyut dan berkelanjutan.

Gerakan Literasi Masyarakat yang sejalan dengan Gerakan Literasi Sekolah dan Gerakan Literasi Keluarga diharapkan dapat lahir dan tumbuh simpul- simpul masyarakat yang mempunyai kemampuan literasi tingkat tinggi. Oleh karena itu, kegiatan yang dikembangkan dalam Gerakan Literasi Masyarakat adalah kegiatan yang mencakup enam literasi, yaitu literasi baca-tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi finansial, serta literasi budaya dan kewargaan.

Apa itu literasi? Dalam buku ini dijelaskan bahwa literasi menurut UNESCO sebagai keaksaraan, yaitu rangkaian kemampuan menggunakan kecakapan membaca, menulis, dan berhitung yang diperoleh dan dikembangkan melalui proses pembelajaran dan penerapan di sekolah, keluarga, masyarakat. Namun, dalam tiga dekade terakhir, makna dan cakupan literasi berkembang luas meliputi :

1. literasi sebagai suatu rangkaian kecakapan membaca, menulis, dan berbicara, kecakapan berhitung, dan kecakapan dalam mengakses dan menggunakan informasi;

2. literasi sebagai praktik sosial yang penerapannya dipengaruhi oleh konteks;

3. literasi sebagai proses pembelajaran dengan kegiatan membaca dan menulis sebagai medium untuk merenungkan, menyelidik, menanyakan, dan mengkritisi ilmu dan gagasan yang dipelajari; dan

4. literasi sebagai teks yang bervariasi menurut subjek, genre, dan tingkat kompleksitas bahasa.

Jika kemampuan literasi masyarakat sudah baik, maka setiap warga Indonesia siap bersaing dalam era modern sekalipun. Hal itu berdasar pada konteks saat ini di mana Forum Ekonomi Dunia tahun 2015 lalu mengisyaratkan bahwa keterampilan abad ke-21 harus dimiliki bangsa-bangsa di dunia untuk tetap bertahan. Keterampilan itu meliputi literasi dasar, kompetensi, dan karakter. Agar mampu bertahan pada era abad ke-21, masyarakat harus menguasai enam literasi dasar, yaitu (1) literasi baca tulis, (2) literasi numerasi, (3) literasi sains, (4) literasi digital, (5) literasi finansial, serta (6) literasi budaya dan kewargaan. Untuk mampu bersaing, warga dunia harus memiliki kompetensi yang meliputi berpikir kritis/memecahkan masalah, kreativitas, komunikasi, dan kolaborasi. Sementara itu, untuk memenangkan persaingan, masyarakat harus memiliki karakter yang kuat yang meliputi iman dan takwa, rasa ingin tahu, inisiatif, kegigihan, kemampuan beradaptasi, kepemimpinan, serta kesadaran sosial dan budaya.

Di dalam buku berisi lima bab setebal 53 halaman yang membahas tuntas semua literasi yang haru smenjadi gerakan nasional bagi bangsa ini. Sekali lagi meski terbitan tahun 2017, buku ini masih relevan digunakan untuk masa kini dan perkembangannya ke depan.

Be the first to comment

Leave a Reply