Pelajaran dari enam pasal pertama kitab Daniel

Kitab Daniel adalah gabungan berbagai peristiwa sejarah dan catatan wahyu apokaliptik yang disusun ke dalam bentuk kisah atau drama. Dalam kisah atau drama yang bagus terkandung jalinan rumit tema utama dan tema turunan, pola penstrukturan, plot, latarbelakang dan latardepan, para tokoh – tokoh latar penentu, tokoh utama, tokoh figuran.

Mari kita lihat keseluruhan Daniel 1 – 6 dengan menggunakan paradigma kisah atau drama ini:

1. Tema Utama: Dengan mengingat latarbelakang jauh – sejarah umat dan para raja Israel dan Yehuda yang berulang kali berubah setia terhadap Tuhan; juga dengan mengingat latarbelakang dekat – kejatuhan Israel dan Yehuda, juga kekacauan dan kemerosotan yang menjadi-jadi dalam sejarah kerajaan-kerajaan zaman itu; dan petunjuk jelas pasal 1:2 bahwa Tuhan yang menyerahkan Yoyakim kepada Babilonia dan itu bukan semata isu militer atau politik atau budaya belaka – maka Tema utama Daniel adalah Tuhan Allah dalam segenap sifat-sifat-Nya yang Mahakudus, Mahaadil, Mahakuasa, Mahakasih menyatakan bahwa Ia BERDAULAT. Ia mengendalikan sejarah, meski keterlibatan dan pengendalian-Nya itu kebanyakannya di balik layar dan dengan melibatkan baik tokoh-tokoh yang setia kepada-Nya maupun tokoh-tokoh yang melawan Dia. Juga sifat-sifat-Nya kebanyakan tersirat di balik berbagai peristiwa yang terjadi dalam kitab ini.

2. Tema Turunan: Tema utama tadi menjadi Pesan Utama Kitab Daniel, sebab dari Keyakinan akan Kedaulatan Allah inilah umat yang dibuang, ditindas, dianiaya itu bisa bertahan hidup dengan tetap memiliki pengharapan dan berdaya juang untuk memiliki pengaruh dan peran besar. Dari tema atau pesan utama itu, umat yang di pembuangan, minoritas, ditindas, terancam dimurtadkan dari iman dan setia kepada Tuhan Allah yang sejati kepada kepercayaan kepada berhala-berhala, dapat memiliki keyakinan dan pengharapan teguh bahwa Tuhan Allah beserta, memungkinkan mereka untuk bertahan bahkan berperan signifikan sampai ke arena politik kerajaan-kerajaan dunia adidaya zamannya.

3. Pola Struktur: Dalam kitab Daniel bagian pertama kita temukan struktur khiasmus, yaitu kejadian-kejadian dengan tema dan pesan khusus disusun dalam bentuk paralel berulang – psl 2 dan 7, pasal 3 dan 6, pasal 4 dan 5. Struktur ini bertujuan menegaskan tema di dalam peristiwa bersangkutan. Yang pertama (2 dan 7) menekankan tentang silih ganti kekuasaan dunia; yang kedua (3 dan 6) menekankan tentang berbagai ancaman dan tekanan yang harus dihadapi umat Tuhan namun yang dapat mereka lalui dengan kemenangan karena ada timbal balik antara kesetiaan mereka dan kesetiaan Allah, antara keimanan mereka dan kekuasaan Allah; dan pusat dari struktur ini menekankan bahwa pada akhirnya Tuhan akan mengadili dan menghakimi semua kerajaan dan para raja / penguasa setimpal kenyataan sikap dan respons mereka kepada Tuhan Allah.

4. Latarbelakang dan Latardepan: Dalam Daniel bagian 1 penekanan lebih pada Latarbelakang dekat dan Latardepan dekat, meski penyebutan Yoyakim sedikitnya membuat kita perlu tahu tentang sejarah para raja Israel dan Yehuda yang jahat yang sampai membuat Allah bertindak tegas dengan membuang mereka ke Asyur dan Babilonia. Juga meski di penglihatan Nebukadnezar tercakup latardepan jauh — batu yang tidak ketahuan dari mana asalnya lalu bertumbuh menjadi besar, yang menunjuk kepada Kedatangan Kerajaan Allah di dalam Yesus Kristus dan Gereja-Nya. Baru di bagian kedua – Daniel 7 – 8, latardepan dekat dan latardepan jauh dibukakan lebih banyak dalam beberapa penglihatan Daniel. Jadi dalam bagian apokaliptik, Allah membukakan penglihatan masa depan yang sebagian kecil adalah prasejarah dan sejarah bagi Daniel, sebagian besar adalah prasejarah untuk Daniel bahkan juga mungkin prasejarah untuk kita. (Ingat penglihatan teleskopik di pengantar Daniel.) Lepas dari keingintahuan kita tentang arti apokaliptik tersebut, pesan utama dan pesan ikutannya pasal 7 – 12 nanti, sama dengan pasal 1 – 6: Allah berdaulat, kuasa, kasih, rencana kekal, pemeliharaan-Nya bekerja sama dengan kesetiaan dan keimanan umat akan memungkinkan umat dalam periode sejarah mana pun dapat menyintas. Penggunaan bahasa berbeda juga berkaitan dengan xpesan tema utama Kedaulatan Tuhan itu dan tema ikutan penyintasan umat, yang ingin disampaikan kepada konteks berbeda. Baik bangsa-bangsa maupun umat Tuhan perlu menyadari kedua tema tersebut, maka dua bahasa dipakai.

5. Pesan Kontemporer: Dari zaman ke zaman umat Tuhan masih terancam untuk tidak setia dan hanyut dalam arus dunia yang melawan Tuhan. Dalam anugerah-Nya Allah dapat menurunkan hajaran yang memurnikan kepada umat-Nya yang menyimpang. Atau, di belahan dunia mana pun masa kini, hampir tidak ada umat percaya yang sungguh setia kepada Tuhan yang tidak mengalami berbagai tekanan atau aniaya atau penindasan dalam bentuk dan konteks berbeda-beda. Di negara-negara Barat, bentuk tekanan dunia sekuler terhadap orang Kristen berbeda dari yang dialami di negara-negara seperti di Indonesia, Iran, Tiongkok, India, Sudan, dlsb. Kalau diperkecil lingkupnya, tekanan atau godaan yang dialami orang Kristen di dunia pendidikan, pekerjaan, perkuliahan, arisan, dunia medis, dunia hukum, dlsb. juga berbeda-beda. Namun, Tuhan tidak berubah, tetap baik, tetap pegang kendali, tetap mampu membuat siapa pun yang tadinya melawan Dia entah dengan sadar atau terpaksa mengakui penyertaan dan berkat-Nya pada manusia-manusia milik-Nya dan bahkan juga mengakui kesejatian Dia sebagai Allah Esa sejati seperti yang dinyatakan dalam Alkitab dan Yesus Kristus. Ini tampak dari alur sikap dan pengakuan Nebukadnezar, Belsyazar dan terakhir Darius, yang menunjukkan ekspresi kesadaran akan Kedaulatan Allah semakin memuncak.

6. Pesan Tantangan untuk kita pembelajar Daniel: Kedaulatan Tuhan, Penyertaan, Janji, Jadirat, Berkat, Perlindungan, Pengurapan Tuhan tersedia beroperasi dan berfungsi untuk-dalam-melalui kita masa kini. Pertanyaannya: 1) Kedaulatan Tuhan hanya di level konseo dan teori, atau masuk ke seluruh aspek kemanusiaan kita sampai mendarah-daging dalam kenyataan keseharian kita? 2) Apakah kita terus membuka diri bagi penguatan dari Roh Kudus untuk komitmen setia kita? 3) Apakah kita mengembangkan perbendaharaan alkitabiah dan membuka diri untuk kepenuhan Roh agar memiliki kearifan seperti Daniel dkk. waktu di tahap ujian awal dan seterusnya? 4) Apakah kita memelihara komunitas yang menopang kemurnian iman dan etis kita? 5) Apakah relasi kita dengan Tuhan terpelihara vital, segar, riil, hangat dan tidak naik-turun karena godaan atau ancaman dunia? 6) Apakah kita rindu berperan menurut rencana Kerajaan Allah untuk kita dan bukan menurut cita-cita sendiri?

Dukung pelayanan literasi Yayasan Simpul Berkat | E-mail: simpulberkat@gamil.com |
Bank BCA – No. Rekening: 0953882377 – a.n. Philip H. S

Be the first to comment

Leave a Reply