Pastoral Paulus

Setelah reda keributan itu, Paulus memanggil murid-murid dan menguatkan hati mereka. Dan sesudah minta diri, ia berangkat ke Makedonia. Ia menjelajah daerah itu dan dengan banyak nasihat menguatkan hati saudara-saudara di situ. Lalu tibalah ia di tanah Yunani. Sesudah tiga bulan lamanya tinggal di situ ia hendak berlayar ke Siria. Tetapi pada waktu itu orang-orang Yahudi bermaksud membunuh dia. Karena itu ia memutuskan untuk kembali melalui Makedonia. Ia disertai oleh Sopater anak Pirus, dari Berea, dan Aristarkhus dan Sekundus, keduanya dari Tesalonika, dan Gayus dari Derbe, dan Timotius dan dua orang dari Asia, yaitu Tikhikus dan Trofimus. Mereka itu berangkat lebih dahulu dan menantikan kami di Troas. Tetapi sesudah hari raya Roti Tidak Beragi kami berlayar dari Filipi dan empat hari kemudian sampailah kami di Troas dan bertemu dengan mereka. Di situ kami tinggal tujuh hari lamanya.  — Kisah Para Rasul 20:1-6
Rasul Paulus bukan saja penuh semangat merangsek, mendobrak, merintis, menanam; ia juga melimpah dengan perhatian, kasih, kepedulian seorang pemimpin hamba, seorang gembala umat yang telah ia menangkan melalui berbagai jangkauan misinya.
Perhatikan beberapa kata kerja yang Lukas pakai untuk tindakan Paulus seusai melayani di Efesus dan bergerak ke tempat-tempat lain. Memanggil / mengumpulkan, menguatkan hati (beberapa versi kuno memakai kata “memeluk,” “mencium”: — memaparkan kehangatan kasih Paulus kepada para pemercaya).
Selain itu, anggota tim Paulus yang kini kian membesar — di samping Silas, Timotius dan Lukas yang sudah disebut sebelum ini, kini turut serta Sopater, Aristarkhus, Sekundus, Gayus, Tikhikus dan Trofimus, menyatakan beberapa hal penting tentang kepribadian dan kepemimpinan Paulus. Beda dari kesan kerap kebanyakan kita, Paulus sama sekali bukan bagaikan jagawana mandiri (lone ranger). Ia bukan saja sangat menyadari keterbatasan dirinya yang memerlukan bantuan dan dukungan dari para sahabat; sejatinya ia mempraktikkan kebenaran tentang tubuh Kristus dalam kenyataan praktis pelayanannya — tim pelayanan Paulus, kerja sama, berbagi hidup, saling dukung-menguatkan-menasihati-mengkritisi, pada dasarnya adalah tubuh Kristus secara mikro yang menjadi model bagi jemaar-jemaat untuk beroperasi juga dalam lingkup makro.

Kiranya teladan kerja misionaris, pastoral, kepemimpinan dan kerja tim dari Paulus ini boleh mewujud dalam berbagai lingkup dan aspek pelayanan Kristen masa kini juga. Roh yang menghidupkan dan mempersatukan kiranya menolong. Amin.

Mari memberkati sesama di banyak daerah melalui pelayanan literasi Yay. Simpul Berkat. Kirim dukungan Anda ke: BCA 0953882377

Be the first to comment

Leave a Reply