Membina Aktivis Gereja di Solo

Membina Aktivis Gereja di Solo
Membina Aktivis Gereja di Solo

Perjalanan kerja layan SB menyambangi Kota Solo, Jawa Tengah. Tim SB dilibatkan dalam pelatihan Advokasi lewat Media Sosial di GKJ Dagen, Palur, Solo, Jumat – Sabtu (8-9 April 2019).

Pengalaman berbagi bersama sejumlah aktivis yang kebanyakan mahasiswa ini menyenangkan. Keingintahuan dan jiwa idealis masih kental.   

Matius, salah satu peserta yang adalah mahasiswa semester 4 di Solo bertanya,”Bagaimana kita bisa mengetahui dan mengantisipasi bahwa akun media sosial seseorang itu palsu?”

Ini pertanyaan yang menarik. Bahwa seseorang bsia saja punya banyak akun media sosial.

Berapapun akun yang dipunyai tak ada larangan. Yang dilarang justru menggunakan akun itu untuyk menyebarkan berita bohon atau menghasut bahkan menjelek-jelekan orang, kata narasumber Philip Situmorang.

“Sekarang ini yang orang Indonesia yang menggunakan media sosial atau internet lebih dari setengah jumlah penduduk di Indonesia.

Betapa reportnya jika orang-orang itu kemudian menyebarkan berita bohong, saling menjelekan dan lainnya.

Dan, warga gereja yang adalah bagian dari masyarakat Indonesia itu juga ada yang terlibat menyebarkan berita bohong itu.

Dan itulah tugas kita untuk memberi pemahaman bahwa media sosial harusnya dipergunakan untuk mendorong orang menjadi lebih dekat pada Nya dan juga bermanfaat bagi sesama.”

Kegiatan pelatihan itu ditutup dengan membuat blog, infografis dan video pendek. Peserta antusias ketika menulis berita-berita yang ada di sekitarnya kemudian dikomentari oleh semua peserta lainnya.

Dukungan

Mari mendukung pelayanan ini untuk menjangkau wilayah-wilayah terpencil.

Kirim dukungan Anda ke Yay. Simpul Berkat: BCA 095882377 a/n Philip hs.

Be the first to comment

Leave a Reply