Kisah Hidup Paulus (1)

Kata Agripa kepada Paulus: “Engkau diberi kesempatan untuk membela diri.” Paulus memberi isyarat dengan tangannya, lalu memberi pembelaannya seperti berikut: “Ya raja Agripa, aku merasa berbahagia, karena pada hari ini aku diperkenankan untuk memberi (pertanggungan) jawab di hadapanmu terhadap segala tuduhan yang diajukan orang-orang Yahudi terhadap diriku, terutama karena engkau tahu benar-benar adat istiadat dan persoalan orang Yahudi. Sebab itu aku minta kepadamu, supaya engkau mendengarkan aku dengan sabar. Semua orang Yahudi mengetahui jalan hidupku sejak masa mudaku, sebab dari semula aku hidup di tengah-tengah bangsaku di Yerusalem. Sudah lama mereka mengenal aku dan sekiranya mereka mau, mereka dapat memberi kesaksian, bahwa aku telah hidup sebagai seorang Farisi menurut mazhab yang paling keras dalam agama kita. Dan sekarang aku harus menghadap pengadilan oleh sebab aku mengharapkan kegenapan janji, yang diberikan Allah kepada nenek moyang kita, yang dinantikan oleh kedua belas suku kita, sementara mereka siang malam melakukan ibadahnya dengan tekun. Dan karena pengharapan itulah, ya raja Agripa, aku dituduh orang-orang Yahudi. Mengapa kamu menganggap mustahil, bahwa Allah membangkitkan orang mati? Bagaimanapun juga, aku sendiri pernah menyangka, bahwa aku harus keras bertindak menentang nama Yesus dari Nazaret. Hal itu kulakukan juga di Yerusalem. Aku bukan saja telah memasukkan banyak orang kudus ke dalam penjara, setelah aku memperoleh kuasa dari imam-imam kepala, tetapi aku juga setuju, jika mereka dihukum mati. Dalam rumah-rumah ibadat aku sering menyiksa mereka dan memaksanya untuk menyangkal (menghujat) imannya dan dalam amarah yang meluap-luap aku mengejar mereka, bahkan sampai ke kota-kota asing.”  — Kisah Para  Rasul 26:1-11
Pembelaan Paulus di hadapan Agripa terdiri dari empat bagian. Pertama ucapan pendahuluan kepada Agripa; kedua paparan tentang kehidupan, kepercayaan dan perbuatannya sebagai orang Farisi aliran paling keras; ketiga paparan peristiwa perjumpaannya dengan Yesus yang mengubah seluruh kepercayaan, dan perjalanan hidupnya seterusnya; dan terakhir ucapan penutup yang bersifat pribadi kepada Agripa.
Bagian pertama, dengan jujur tanpa menyanjung berlebihan, Paulus mengakui sekaligus mengingatkan Agripa tentang pengetahuan Agripa mengenai adat istiadat dan berbagai perbedaan pandangan keagamaan di antara orang Yahudi.
Bagian kedua, Paulus menegaskan bahwa ia terhisab ke dalam mazhab Farisi yang paling keras — berarti dengan sendirinya ia secara radikal memercayai hukum Musa, menjunjung tafsiran taurat yang paling kaku,, memelihara tata ibadat Bait dan yudaisme secara teliti — dan tentang itu seharusnya orang di Yerusalem tahu. Sebab, ia pernah murid dari Gamaliel salah seorang rabi yudaisme yang terhormat, bahkan meski bukan anggota Sanhedrin ia mendapat surat resmi Sanhedrin yang mendukung semua upaya Paulus untuk menganiaya para pengikut sang Jalan yaitu Yesus Kristus dari Nazaret. (Bandingkan dengan Filipi 3:4-6). Secara ajaran Paulus menegaskan bahwa sejatinya justru ia yang dengan setia memegang janji-janji Allah dan yang percaya akan janji kebangkitan — maksudnya di sini tentu baik kebangkitan Yesus dari antara orang mati, maupun kebangkitan semua orang mati kelak untuk dihakimi kehidupannya oleh Allah.
Dengan kata lain, Paulus ingin menegaskan bahwa secara kepercayaan dan perbuatan ia masih segaris dengan ajaran dan pengharapan yang berkembang dalam taurat dan yudaisme sesuai kebenaran yang Allah sendiri nyatakan, Bagaimana kemudian ia menemukan penggenapan sejati dari semua itu, diberikannya dalam bagian ketiga paparan perubahan hidupnya.
Mari memberkati sesama melalui pelayanan literasi Yay. Simpul Berkat. Kirim dukungan Anda ke: BCA 0953882377

Be the first to comment

Leave a Reply