Jabatan Gerejawi

Di tiap-tiap jemaat rasul-rasul itu menetapkan penatua-penatua bagi jemaat itu dan setelah berdoa dan berpuasa, mereka menyerahkan penatua-penatua itu kepada Tuhan, yang adalah sumber kepercayaan mereka. — Kisah Para Rasul 14:23
Kepemimpinan gereja dalam Kisah Para Rasul terkesan sangat lentur atau tepatnya dinamis, sesuai dengan tahap pertumbuh-kembangan gereja, sesuai sifat gereja adalah misi dan adalah umat Tuhan.
Awalnya gereja hanya memiliki para rasul yang melakukan baik pewartaan Injil, maupun berbagai segi pengajaran dan pembimbingan dalam kerangka pemuridan kepada para pemercaya mula-mula. Merespons kebutuhan akibat Injil mencapai kaum janda dan papa asal helenis, kemudian diangkat para diaken. Namun di antara para diaken ini beberapa tetap melakukan peran penginjilan paralel dengan peran mereka mengurus kebutuhan sosial ekonomi para pemercaya papa. Berikut kita temukan penyebutan tentang para nabi dan pengajar yang di antaranya adalah Barnabas dan Paulus, yang kedua nabi atau pengajar ini disebut juga sebagai rasul karena peran missioner mereka dan sangat mungkin karena pengangkatan khusus Paulus senagai rasul untuk orang bukan Yahudi oleh Yesus Kristus sendiri.
Dalam nas ini sesudah melakukan proses pemuridan dan memberikan penguatan serta nasihat, kedua rasul itu mengangkat para penatua. Disebut demikian menunjuk tidak saja kepada usia tetapi juga kepada kematangan rohani seperti dalam tradisi yudaisme, yaitu mereka yang memperlihatkan pengenalan yang matang tentang taurat. Maka para presbiter ini dipilih berdasarkan kematangan rohani mereka, diangkat,dan ditahbiskan agar fungsi-fungsi misi dan keumatan gereja boleh terus berdaya dan Berjaya.
Organisasi gereja, kepemimpinan gereja, berbagai jabatan gerejawi adalah supaya gereja benar-benar merupakan misi dan umat, murid dan saksi yang dinamis.
Mari memberkati sesama di banyak daerah melalui pelayanan literasi Yay. Simpul Berkat. Kirim dukungan Anda ke: BCA 0953882377

 

Be the first to comment

Leave a Reply