Dua Masalah Besar

Kira-kira pada waktu itu raja Herodes mulai bertindak dengan keras terhadap beberapa orang dari jemaat. Ia menyuruh membunuh Yakobus, saudara Yohanes, dengan pedang.  Ketika ia melihat, bahwa hal itu menyenangkan hati orang Yahudi, ia melanjutkan perbuatannya itu dan menyuruh menahan Petrus. Waktu itu hari raya Roti Tidak Beragi. Setelah Petrus ditangkap, Herodes menyuruh memenjarakannya di bawah penjagaan empat regu, masing-masing terdiri dari empat prajurit. Maksudnya ialah, supaya sehabis Paskah ia menghadapkannya ke depan orang banyak. Demikianlah Petrus ditahan di dalam penjara. Tetapi jemaat dengan tekun mendoakannya kepada Allah. — Kisah Para Rasul 12:1-5

Orang percaya gereja awal mengalami banyak kesukaran. Pertama, kesukaran karena peristiwa alami — kelaparan, kekurangan pangan mungkin disebabkan karena anomali dalam alam. Kedua, bukan saja pemimpin yudaisme menyebabkan aniaya atas para pengikut Kristus, kini penguasa politik pun mengambil tindakan jahat demi pamor politis. Sepanjang silsilah Herodes memang penuh dengan kekerasan, penumpahan darah — sang kakek, Herodes Agung memerintah pembantaian bayi-bayi di Betlehem, Herodes Antipas yang memenggal kepala Yohanes, kini Herodes Agripa yang mewarisi wilayah Yudea mulai menekan orang Kristen, ia memerintah membunuh Yakobus saudara Yohanes, dan Petrus ditahan dengan penjagaan sangat ketat.

Respons jemaat perdana, bagaimana? Terhadap kelaparan, Tubuh Kristius berkesempatan untuk beraksi. Pertama, Gereja yang jauh di Antiokhia, yang banyak anggotanya adalah non-Yahudi, non-yudais mengirimkan bantuan kepada gereja di Yudea. Kesusahan sesama anggota tubuh adalah juga kesusahan bersama. Yang memiliki sumber daya alam dan manusia memadai digerakkan oleh kasih Allah, dorongan Roh, kepekaan persaudaraan untuk berbagi dan menolong. Kedua, jemaat justru melihat aniaya sebagai kesempatan untuk mempraktikkan iman percaya akan kedaulatan Allah, pemeliharaan, pengendalian, dan pewujudan kehendak Kerajaan-Nya untuk gereja sendiri, para pemimpin di dalam gereja, para anggota gereja, dan bahkan untuk dunia luas.

Masa kini dua kesulitan serupa masih getol menemani kita. Kesukaran alam bahkan makin menjadi-jadi, Kelaparan sudah menjadi tamu yang makin sering bertandang di banyak wilayah, negara dan benua. Yang paling ngeri dan bila umat manusia masa kini mau sungguh realistis ialah kita sedang menuju kehancuran ekosistem bumi karena pengeringan, pemanasan global, pengurasan sumber-sumber alami, migrasi tak terkendali baik karena kemiskinan, ledakan penduduk maupun gejolak politik. Apa yang harus orang percaya lakukan, Pertma, Kita perilu dengan sungguh berbagi — berbagi sumber daya dan talenta kita, berbagi pengetahuan dan kesadaran supaya klhususnya para pengendalii ekonomi dunia memiliki etika tentang eko sistem dan kesadaran untuk bertanggungjawab kepada sang Khalik yang berjalan seiring dengan segala rencana bisnis, eksplorasi alam, dlsb. Kita harus saling mengingatkan bukan saja kita tidak dapat membawa apa pun sesudah kita mati, bahkan sementara kita hidup pun kita tidak dapat makan uang, makan chips, makan artificial intelligence / virtual reality, minum minyak, menghirup gas, asap pembakaran hutan. Ada norma-norma alam mutlak dari sang Pencipta yang harus kita hormati dan taati. Kita harus sungguh mempraktikkan untuk menjadi agen bagirealisasi doa: “Datanglah Kerajaan-MU di bumi seperti di surga” — artinya untuk tidak menyedot ke diri / kalangan sendiri, tetapi memancarkan ke luar nilai-berkat-wujud surgawi untuk bumi dan dunia manusia.

Kedua, penganiayaan akan semakin menjadi-jadi. Bahkan di negara yang pernah mayoritas penduduk dan pengaruh Kekristenannya besar, kini terjadi banyak rupa aniaya. Jalankan saja panggilan kita menjadi sesama manusia yang berbagi hidup, berbagi kisah kehidupan dalam bingkai Kisah Ajaib Anugerah Allah, dan alamilah akrabnya hubungan dengan Allah dalam doa, dan ajaibnya pemeliharaan Allah sebagai bagian riil dari realitas doa. Juga, panggilan Kristen untuk berdoa bagi para pemimpin — yang baik agar tetap konsisten takut Tuhan dan cinta rakyat, yang tidak baik supaya peka akan kuasa yang Maha Tinggi yang mengendali segala sesuatu. Dan, supaya si jahat dibatasi Tuhan ruang gerak dan manifestasinya.
Mari dukung pelayanan literasi Yayasan Simpul Berkat lewat kegiatan pelayanan
literasi yang dilakukan untuk setiap Kristen di Indonesia.
Kirim dukungan Anda ke Yay. Simpul Berkat: BCA 0953882377 a/n Philip hs.

Be the first to comment

Leave a Reply