Dari Saulus ke Paulus

Lalu pergilah Barnabas ke Tarsus untuk mencari Saulus; dan setelah bertemu dengan dia, ia membawanya ke Antiokhia. — Kisah Para Rasul 11:25

“Aku adalah orang Yahudi, lahir di Tarsus di tanah Kilikia, tetapi dibesarkan di kota ini; dididik dengan teliti di bawah pimpinan Gamaliel dalam hukum nenek moyang kita, sehingga aku menjadi seorang yang giat bekerja bagi Allah sama seperti kamu semua pada waktu ini. (22:3)

Siapa tidak tahu bahwa Paulus adalah rasul besar yang dipakai Tuhan membuat iman kepercayaan kepada Yesus Kristus berderap menaklukkan sebagian besar dunia berperadaban waktu itu — Eropa dan Asia Kecil. Siapakah Paulus ini? Bagaimanakah perubahan pribadinya memengaruhi isi pewartaan dan pelayanannya? Apa saja kontribusi pelayanannya bagi jatidiri Kekristenan?

Saulus berasal dari keluarga bukan sembarangan — entah keluarganya kaya raya atau berperan penting sampai memiliki kewargaan Romawi bukan dengan jalan membeli tetapi karena kelahiran. Ia lahir di Tarsus tetapi merantau ke Yudea, ke Yerusalem untuk mendapatkan pendidikan keagamaan. Pilihannya — mungkin karena pengaruh latar kebudayaan helenisnya di Tarsus, jatuh pada Gamaliel cucu dari rabi besar Hilel yang terkenal\ sebagai pengajar yudaisme yang moderat, bukan pada rabi garis Shammai yang lebih keras. Tetapi yang mengherankan, meski ia murid Gamaliel, ternyata Paulus beralih menjadi pengikut bahkan penggerak garis keras — istilah sekarang radikal dan teroris — yang mengejar, menangkap, menganiaya para pengikut Kristus. Sampai, di suatu kesempatan ketika mengejar para murid itu, di jalan ke Damaskus ia dijumpai oleh Yesus Kristus yang telah bangkit-naik-dipermuliakan ke asal-Nya. Lalu mulai dari peristiwa itu terjadilah pertobatan teologis, konseptual, perspektifal yang terus berlangsung selama beberapa tahun mulai dari Damaskus itu, Yerusalem dan tiga tahun di tanah Arab.

Perjumpaan itu membuatnya mengerti bahwa Kristuslah pengharapan dunia, Injillah kekuatan Allah yang menyelamatkan, Gereja adalah kehadiran atau lebih dahsyatnya Tubuh dari Kristus yang di surga yang sekaligus oleh Roh-Nya hadir di bumi ini juga. Konsep dan semangat pengabdian yang bersumber dari konsep teologisnya sebelym perjumpaan itu menjadi bagaikan kotoran binatang, dan ia seperti rasul yang lahir terlambat — bahkan pendosa terbesar yang diubahkan oleh anugerah Yesus Kristus. Latarbelakang perkotaan, perdagangan, militer dari mana ia berasal menjadi instrument untuk ia menghayati beragam anugerah penyelamatan dari Allah. Ia memperkenalkan terminologi mengherankan seperti: — tembok pemisah Yahudi — non-Yahudi diruntuhkan, penyelamatan sebagai bukan saja pengampunan atau pembenaran tetapi lebih dahsyat lagi sebagai adopsi menjadi anak-anak Allah dan perubahan kewargaan dari kerajaan gelap ke terang, dari bukan warga ke warga penuh karena dibeli oleh darah Kristus,  dan bahwa kita harus mengenakan selengkap senjata Allah sebab meski peperangan inti sudah dimenangkan Kristus tetapi peperangan kecil temporal kita masih harus dimenangi bersumber pada kemenangan kekal Kristua itu.

Selebihnya, latarbelakang kehidupan Saulus dan perjumpaan Paulus dengan Kristus, serta pengaruh orang-orang seperti Barnabas dalam mengikutsertakannya dalam pelayanan, perlu kita ingat ketika membaca surat-surat Paulus. Ini akan membuat keyakinan kita akan kuasa ajaib anugerah Allah menjadi makin berkobar.

Mari dukung pelayanan literasi Yayasan Simpul Berkat lewat kegiatan pelayanan
literasi yang dilakukan untuk setiap Kristen di Indonesia.
Kirim dukungan Anda ke Yay. Simpul Berkat: BCA 0953882377 a/n Philip hs.

Be the first to comment

Leave a Reply