Daniel 9:4-11:

Pada hari kedua puluh empat bulan pertama, ketika aku ada di tepi sungai besar, yakni sungai Tigris, kuangkat mukaku, lalu kulihat, tampak seorang yang berpakaian kain lenan dan berikat pinggang emas dari ufas. Tubuhnya seperti permata Tarsis dan wajahnya seperti cahaya kilat; matanya seperti suluh yang menyala-nyala, lengan dan kakinya seperti kilau tembaga yang digilap, dan suara ucapannya seperti gaduh orang banyak. Hanya aku, Daniel, melihat penglihatan itu, tetapi orang-orang yang bersama-sama dengan aku, tidak melihatnya; tetapi mereka ditimpa oleh ketakutan yang besar, sehingga mereka lari bersembunyi; demikianlah aku tinggal seorang diri. Ketika aku melihat penglihatan yang besar itu, hilanglah kekuatanku; aku menjadi pucat sama sekali, dan tidak ada lagi kekuatan padaku. Lalu kudengar suara ucapannya, dan ketika aku mendengar suara ucapannya itu, jatuh pingsanlah aku tertelungkup dengan mukaku ke tanah. Tetapi ada suatu tangan menyentuh aku dan membuat aku bangun sambil bertumpu pada lutut dan tanganku. Katanya kepadaku: “Daniel, engkau orang yang dikasihi, camkanlah firman yang kukatakan kepadamu, dan berdirilah pada kakimu, sebab sekarang aku diutus kepadamu.” Ketika hal ini dikatakannya kepadaku, berdirilah aku dengan gemetar.

Sesudah menjalani disiplin berkabung dengan menahan diri dari makan makanan sedap, daging dan anggur serta minyak penyegar wajah, tiga hari sesudahnya Daniel mendapatkan kunjungan seorang sosok ilahi. Itu terjadi di hari ke-24 bulan pertama, bulan Abib atau Nisan, yaitu bulan pertama dari kalender kemerdekaan orang Israel saat keluar dari Mesir, bulan ketika tangan kuat Tuhan memerdekakan Israel dari perbudakan di Mesir, dan di kitab Keluaran Tuhan Allah mengatur untuk orang Israel merayakan itu dengan perayaan Pesakh. Di Keluaran 12:14-19 Tuhan Allah menetapkan agar perayaan Pesakh itu dilakukan selama tujuh hari dari tanggal 14 sampai 21 di bulan Abib. Kini Daniel puasa makanan sedap, daging dan anggur sejak tanggal 1 sampai 21, berarti 3 kali lama peringatan Keluaran. Sangat mungkin ini petunjuk bahwa Daniel berkabung meratapi kenyataan bahwa umatnya bukan sedang mensyukuri kemerdekaan melainkan sedang menjalani kehilangan kemerdekaan dan hidup dalam perbudakan kembali. Dan, mungkin berbareng dengan ratapan itu Daniel juga mengajukan permohonan sebagai kelanjutan gumulannya di pasal 9, yaitu agar kemerdekaan anugerah Tuhan Allah itu boleh kembali mereka alami.

Waktu itu Daniel sedang berada di tepi sungai Tigris, namun ia tidak menjelaskan di bagian mana sungai itu ia berada. Ketika ia menengadah ke atas, ia melihat sosok dengan deskripsi sebagai berikut:

· seorang yang berpakaian kain lenan dan

· berikat pinggang emas dari Ufas.

· Tubuhnya seperti permata Tarsis dan

· wajahnya seperti cahaya kilat;

· matanya seperti suluh yang menyala-nyala,

· lengan dan kakinya seperti kilau tembaga yang digilap, dan

· suara ucapannya seperti gaduh orang banyak.

Siapakah sosok ini? Malaikatkah? Atau penampakan pribadi kedua Allah yaitu Yesus dalam eksistensi pra-inkarnasi-Nya? Ada baiknya kita bandingkan dengan deskripsi kitab Wahyu (1:13-16) tentang Tokoh ini:

· seorang serupa Anak Manusia, berpakaian jubah yang panjangnya sampai di kaki, dan

· dadanya berlilitkan ikat pinggang dari emas.

· Kepala dan rambut-Nya putih bagaikan bulu yang putih metah, dan

· mata-Nya bagaikan nyala api.

· Dan kaki-Nya mengkilap bagaikan tembaga membara di dalam perapian;

· suara-Nya bagaikan desau air bah.

· Dan di tangan kanan-Nya Ia memegang tujuh bintang dan

· dari mulut-Nya keluar sebilah pedang tajam bermata dua, dan

· wajah-Nya bersinar-sinar bagaikan matahari yang terik.

Hampir semua deskripsi Daniel tentang Tokoh yang ia lihat mirip dengan yang dipaparkan oleh Yohanes tentang Yesus Kristus pasca kebangkitan-kenaikan dalam kemuliaan-Nya. Maka berdasarkan perbandingan dengan Wahyu ini, bisa disimpulkan bahwa Daniel kini mendapatkan lawatan / penglihatan Tuhan Yesus Kristus sendiri. Hanya saja, kesimpulan ini belum bisa bulat sebab ada pertanyaan mengapa Ia membutuhkan Mikhael untuk mendukungnya dalam perang semesta? Jawabannya adalah yang tertahan dalam perang semesta lalu dibantu oleh Mikhael adalah sosok berikutnya yaitu malaikat Gabriel yang menyentuh Daniel sesudah ia kehilangan kekuatan karena melihat Sosok pertama yang dahsyat itu.

Sementara Daniel melihat dan mendengar Sosok Ilahi itu, orang-orang di sekitarnya tidak melihat dan mendengar suara bicara hanya mendengar suara seperti guruh dan mereka menjadi ketakutan lalu bersembunyi. Kita diingatkan dengan kejadian yang mirip dengan itu dalam peristiwa perjumpaan Paulus dengan Yesus Kristus dalam kemuliaan. Paulus mendengar dan bertanya jawab dengan Yesus, para pengiringnya hanya melihat cahaya dan mendengar suara tetapi tidak melihat Sosok Yesus. Akibat dari menerima lawatan Sosok Ilahi itu, melihat dan mendengar Sosok itu, luar biasa pada Daniel. Akibat dari melihat penglihatan yang besar itu, Daniel hilang kekuatannya; menjadi pucat pasi, dan tidak lagi memiliki kekuatan. Sesudah melihat, Daniel mendengar suara ucapannya, dan akibat dari mendengar itu semakin dahsyat dampaknya pada Daniel. Ia jatuh pingsan, tertelungkup dengan muka ke tanah. Apakah dampak separah itu adalah akibat Daniel sudah tua dan baru saja selesai menjalankan disiplin mengurangi makan makanan sedap, daging dan anggur? Dari peristiwa berikutnya kita tahu bahwa pengalaman tidak nyaman itu bukan akibat faktor natural diri Daniel sendiri, melainkan akibat faktor supernatural Sosok itu.

Sebab berikutnya datang sosok lain, yang dari penjelasan selanjutnya kita tahu bahwa itu adalah malaikat Gabriel. Suatu tangan (tangan Gabriel) menyentuh Daniel dan itu membuatnya siuman dari pingsannya. Namun ia masih belum sepenuhnya pulih sebab ia masih harus bertumpu pada lutut dan tangannya. Malaikat itu kemudian menyebut Daniel seperti dalam ucapan sebelumnya, “engkau orang yang dikasihi.” Ia menegaskan bahwa Daniel harus mencamkan firman yang ia sampaikan, memerintahkan Daniel untuk berdiri. Dan, dengan gemetar Daniel melakukan apa yang malaikat itu sampaikan kepadanya.

Pelajaran untuk masa kini:

1) Karena pengaruh dosa dan kefanaan maka ketika mengalami realitas rohani / supernatural manusia fana dan berdosa akan mengalami dampak lemah, lesu, takut, hilang tenaga ketika berjumpa dengan realitas ilahi. Paulus menyebut ini pengalaman paradoks: lemah dalam diri natural tetapi kuat dalam diri supernatural, menerima encounter supernatural yang meninggikan dan menguatkan secara rohani justru berakibat mengalami pelemahan secara tubuh dan daging dosa.

2) Bahkan orang yang dianggap “kekasih” oleh Tuhan – Daniel dan Yohanes – ketika mengalami perjumpaan muka dengan muka, telinga mendengar suara, keseluruhan kepribadian berjumpa hadirat Tuhan, harus mengalami dampak paradoks tersebut. Tantangannya dalam hasrat mengalami kemajuan rohani adalah, apakah kita siap membayar harga – membatasi keinginan tubuh, menyalibkan berbagai kenyamanan dan privilese, mengorbankan hal-hal yang kita hargai dan sayangi sampai ke titik menjadi tidak berdaya apa-apa?

3) Sekali lagi kita diingatkan bahwa salah satu tanda dari pengalaman jumpa hadirat Tuhan Allah yang sejati adalah kegentaran dan ketidaksanggupan yang makhluk menatap Yang Ilahi. Ketiadaan tanda-tanda ini menajdi petunjuk kepalsuan atau kebohongan dari kisah-kisah semacam itu.

 

Dukung pelayanan literasi Yayasan Simpul Berkat | E-mail: simpulberkat@gmail.com |
Bank BCA – No. Rekening: 0953882377 – a.n. Philip H. S

Be the first to comment

Leave a Reply