Daniel 2:17-30

Kemudian pulanglah Daniel dan memberitahukan hal itu kepada Hananya, Misael dan Azarya, teman-temannya, dengan maksud supaya mereka memohon kasih sayang kepada Allah semesta langit mengenai rahasia itu, supaya Daniel dan teman-temannya jangan dilenyapkan bersama-sama orang-orang bijaksana yang lain di Babel. Maka rahasia itu disingkapkan kepada Daniel dalam suatu penglihatan malam. Lalu Daniel memuji Allah semesta langit. Berkatalah Daniel: “Terpujilah nama Allah dari selama-lamanya sampai selama-lamanya, sebab dari pada Dialah hikmat dan kekuatan! Dia mengubah saat dan waktu, Dia memecat raja dan mengangkat raja, Dia memberi hikmat kepada orang bijaksana dan pengetahuan kepada orang yang berpengertian; Dialah yang menyingkapkan hal-hal yang tidak terduga dan yang tersembunyi, Dia tahu apa yang ada di dalam gelap, dan terang ada pada-Nya. Ya Allah nenek moyangku, kupuji dan kumuliakan Engkau, sebab Engkau mengaruniakan kepadaku hikmat dan kekuatan, dan telah memberitahukan kepadaku sekarang apa yang kami mohon kepada-Mu: Engkau telah memberitahukan kepada kami hal yang dipersoalkan raja.” Sebab itu pergilah Daniel kepada Ariokh yang telah ditugaskan raja untuk melenyapkan orang-orang bijaksana di Babel; maka pergilah ia serta berkata kepadanya, demikian: “Orang-orang bijaksana di Babel itu jangan kaulenyapkan! Bawalah aku menghadap raja, maka aku akan memberitahukan kepada raja makna itu!” Ariokh segera membawa Daniel menghadap raja serta berkata kepada raja demikian: “Aku telah mendapat seorang dari antara orang-orang buangan dari Yehuda, yang dapat memberitahukan makna itu kepada raja.” Bertanyalah raja kepada Daniel yang namanya Beltsazar: “Sanggupkah engkau memberitahukan kepadaku mimpi yang telah kulihat itu dengan maknanya juga?” Daniel menjawab, katanya kepada raja: “Rahasia, yang ditanyakan tuanku raja, tidaklah dapat diberitahukan kepada raja oleh orang bijaksana, ahli jampi, orang berilmu atau ahli nujum. Tetapi di sorga ada Allah yang menyingkapkan rahasia-rahasia; Ia telah memberitahukan kepada tuanku raja Nebukadnezar apa yang akan terjadi pada hari-hari yang akan datang. Mimpi dan penglihatan-penglihatan yang tuanku lihat di tempat tidur ialah ini: Sedang tuanku ada di tempat tidur, ya tuanku raja, timbul pada tuanku pikiran-pikiran tentang apa yang akan terjadi di kemudian hari, dan Dia yang menyingkapkan rahasia-rahasia telah memberitahukan kepada tuanku apa yang akan terjadi. Adapun aku, kepadaku telah disingkapkan rahasia itu, bukan karena hikmat yang mungkin ada padaku melebihi hikmat semua orang yang hidup, tetapi supaya maknanya diberitahukan kepada tuanku raja, dan supaya tuanku mengenal pikiran-pikiran tuanku.

Sekali lagi bagian ini bukan berfokus pada isi dan arti mimpi tentang peristiwa-peristiwa dunia sesudah Nebukadnezar, melainkan pada keelokan sifat, sikap dan tindakan Daniel, sambil poros utamanya adalah kedaulatan. kemahatahuan, dan kemahabijakan Allah.

Daniel sadar bahwa para orang bijak Babil itu benar, tidak ada siapa pun dapat memenuhi permintaan raja, hanya Tuhan Allah yang sanggup. Maka ia bukan mencari kitab-kitab astrologi, nujum, tafsir mimpi Babil tetapi mencari Pribadi satu-satunya yang dapat menyingkapkan baik isi maupun arti mimpi Nebukadnezar.

Sesudah permohonannya kepada raja agar hukuman mati ditunda, Daniel menemui tiga sahabatnya untuk berdoa memohon kasih sayang Tuhan yang mengetahui rahasia tentang mimpi raja sehingga mereka jangan mengalami hukuman mati itu. Tidak disebutkan apa isi doanya. Membanding ke ucapan syukurnya sesudah memperoleh penjelasan Tuhan, juga ke ps 3 & 6, pasti doanya tidak berlebihan tetapi sederhana namun terpusat kepada Allah, kemuliaan Allah (shamayim), permintaan kasih sayang Allah untuk memaparkan rahasia (raz) mimpi; supaya jangan terjadi penghukuman yang kejam dan tidak adil itu. Inilah iman dalam tindakan. Meski dalam kondisi sangat muskil, ada Allah yang pegang kendali, yang telah campur tangan dalam mimpi Nebukadnezar yang juga akan memberi rahasia itu. Momen genting itu menjadi momen kesempatan peragaan kuasa dan hikmat Allah kepada mata para petinggi dan pemikir dunia! Dan sebagaimana Amsal 1:7, orang yang takut Allah, yang mengandalkan Allah dan mengutamakan hikmat dan kuasa serta pertolongan-Nya, beroleh hikmat sejati.

Boleh jadi, semalaman mereka memohon dalam doa agar Allah mengaruniakan hal yang mustahil menjadi kenyataan. Dan, langsung sesudah Tuhan membukakan isi dan arti mimpi Nebukadnezar, hal yang para berilmu, berhikmat magis, pelihat nasib terbentur oleh batas wilayah kemahakuasaan, kemahatahuan dan kemahabijakan Tuhan Allah, mereka menaikkan mazmur pujian ini. Mari kita renungkan, resapi dan belajar menjadikan yang berikut ini juga menjadi pola doa-doa penyembahan dan puji syukur kita:

“Terpujilah nama Allah dari selama-lamanya sampai selama-lamanya,

sebab dari pada Dialah hikmat dan kekuatan!

Dia mengubah saat dan waktu,

Dia memecat raja dan mengangkat raja,

Dia memberi hikmat kepada orang bijaksana dan pengetahuan kepada orang yang berpengertian;

Dialah yang menyingkapkan hal-hal yang tidak terduga

dan yang tersembunyi,

Dia tahu apa yang ada di dalam gelap, dan terang ada pada-Nya.

Ya Allah nenek moyangku,

kupuji dan kumuliakan Engkau,

sebab Engkau mengaruniakan kepadaku hikmat dan kekuatan,

dan telah memberitahukan kepadaku

sekarang apa yang kami mohon kepada-Mu:

Engkau telah memberitahukan kepada kami hal yang dipersoalkan raja.”

Mazmur ini berisi beberapa poin penting dalam penyembahan dan doa kita:

1) Memuji Tuhan dan mengakui Dia pemilik hikmat dan kekuatan.

2) Mengakui kendali Tuhan atas waktu dan sejarah.

3) Mengakui kebenaran sosial-politis: Tuhan mengendali jatuh bangun kuasa dan penguasa dunia ini.

4) Dia yang memberi hikmat kepada orang yang berhikmat dan yang bijaksana,

5) Dia yang menyingkapkan hal yang di luar pemikiran, pengertian dan penglihatan manusia.

6) Tuhan Allah adalah Allah nenek moyang Daniel. Dengan kata lain: YHWH Abraham, Ishak, dan Yakub. Allah yang hidup, Pencipta, Pemelihara, Perencana Keselamatan.

7) Dimeteraikan dengan puji syukur atas pengabulan permintaan Daniel dalam sikon pelik dan genting itu.

Daniel tidak melangkahi Ariokh, juga tidak pusing bahwa Ariokh seolah menonjolkan peran dirinya sambil mengecilkan Daniel ketika mempertemukan Daniel ke hadapan raja. Terlebih dulu ia mengingatkan supaya pelaksanaan hukuman dibatalkan sebab ia telah mendapat arti mimpi itu dari Tuhan. Demikian eloknya karakter dan sikap serta tindakan Daniel. Lebih lagi sesudah mendapat jawaban Tuhan, Daniel menyatakan kepada Ariokh kepeduliannya tentang nasib semua orang berhikmat yang terancam pembunuhan. Ia bukan hanya memikirkan kehidupannya sendiri, bukan juga mementingkan kelangsungan posisinya di Babilonia, melainkan memikirkan kesejahteraan orang lain.

Apa isi ucapan Daniel di hadapan Nebukadnezar? 1) Daniel menyatakan fakta bahwa orang pandai dengan ilmu gaib apa pun bukan pihak yang patut raja andalkan! 2) Raja perlu disadarkan bahwa jalan dan rahasia sejarah ada d tangan Allah dan bukan di otak atau benak para dukun. Kuasa dan hikmat mereka palsu dan menyesatkan, sebab bukan berasal dari sumber hikmat dan kuasa sejati. 3) juga Raja perlu sadar untuk tidak sewenang-wenang menuntut dan memberi perintah kepada orang bawahannya.

Mimpi Nebukadnezar itu sesungguhnya timbul pada Nebukadnezar karena “pikiran-pikiran tentang apa yang akan terjadi di kemudian hari,” dan karena “Dia yang menyingkapkan rahasia-rahasia telah memberitahukan kepada tuanku apa yang akan terjadi.” Dengan kata lain, mimpi bisa merupakan tampilan gumulan jiwa sendiri dan mungkin berbarengan dengan itu Allah bekerja di dalam dan mengarahkan mimpi tersebut. Siratan lain, mimpi Nebukadnezar – mimpi seorang raja kafir – menjadi wahyu tentang sejarah dunia dari Tuhan Allah atas sejarah. 4) Allah yang di sorga yang menyingkapkan rahasia2. Ia sendiri sebenarnya yang memberitahukan rahasia hari-hari kemudian (ke depan, di hari-hari akhir).

Pelajaran untuk masa kini:

1) Tanpa mengabaikan kepandaian yang kita dapat dari mempelajari berbagai ilmu dan kemampuan teknologi, orang percaya harus lebih memanfaatkan hikmat bijaksana yang datang dari Tuhan dan yang diterima melalui hubungan percaya, harap dan kasih yang riil dengan sang sumber kebenaran.

2) Menyingkapkan kebenaran teologis sangat mungkin berarti menyampaikan kebenaran yang mengritik pihak lain dan berarti membahayakan diri orang percaya. Menyatakan bahwa Tuhan Allah mengangkat dan mengganti kuasa dan penguasa adalah benar namun sangat berbahaya. Orang percaya harus berani seperti Daniel dan Ester menegakkan kebenaran juga dalam ranah politik. Bandingkan pernyataan politis Daniel dengan BANYAK pernyataan politis lain dalam Alkitab. Lihat misalnya: Keluaran 15;6-7,

3) Apa beda doa dan isi puja-puji-sembah Kristen kekinian dari yang dicontohkan Daniel ini? Harus bagaimana kita me-reformasi penyembahan kekinian?

4) Tentang mimpi: Kita perlu kearifan membedakan mana yang natural, mana yang datang dari si jahat, mana yang natural yang dikendali oleh Allah menjadi penyingkapan oleh-Nya, dan mana yang sepenuhnya supernatural. Ini yang oleh Paulus disebut sebagai karunia Roh untuk membeda-bedakan roh.

5) Masihkah Allah menyatakan diri dalam mimpi manusia? Masihkah mimpi dapat dianggap sebagai bagian dalam spiritualitas, teologi dan pertimbangan orang percaya zaman Perjanjian Baru? Dalam PL dan PB beberapa kali kita bertemu dengan Allah mewahyukan rencana atau kehendak-Nya melalui mimpi – misalnya Yusuf PL dan PB. Yoel menubuatkan bahwa akan terjadi pencurahan Roh (2:28, digenapi di hari Pentakosta – lihat Kisah Para Rasuk 2:17) dan orang usia tua akan bermimpi dan para teruna akan mendapatkan visi. Dari pertimbangan 1) nubuatan Yoel, 2) catatan tentang mimpi dan penglihatan dalam PL dan PB, 3) kebenaran teologis bahwa Tuhan Allah hidup dan terus berkarya, 4) kapasitas jiwa seperti pikiran, emosi, ingatan, imajinasi, dlsb. adalah potensi-potensi yang Allah ciptakan untuk manusia, 5) manusia dengan semua kapasitasnya telah jatuh dan cemar dalam dosa; maka, mimpi dan penglihatan masih bisa berlaku dan dapat diterima sejauh 1) isi mimpi dan penglihatan dan catatan tentang pengalaman yang tersangkut harus diujia kesesuaian dengan wahyu-wahyu Alkitab dan bukan wahyu baru yang lain dari isi Alkitab, 2) hal tersebut memuliakan Allah, 3) yang bersangkutan sudah-sedang-akan mengalami proses menjadi lebih dekat dengan Tuhan (misal seperti mimpi atau wahyu atau pencerahan orang luar Kristen lalu bertobat percaya Yesus Kristus).
Maaf ada poin 6) yg tertinggal, sy tambah di posting terakhir.
Eunike Hidajat.
Freelance Graphic Designer.
GRII PUSAT

Saya tidak setuju dengan komentar John Calvin untuk membiarkan saja perintah Raja Nebukadnezar agar para astrolog dan ahli pratik klenil Babil dilenyapkan. Saya disadarkan bahwa bisa saja ALLAH memakai Daniel dengan memberikan Daniel hikmat yang 10X lebih dibanding semua astrolog dan para ahli praktik klenil Babil dan memakainya untuk melenyapkan mereka tetapi dalam Firman perbuatan seperti itu tidak dilakukan. Apakah seperti itu cara ALLAH untuk memperlihatkan kuasa dan kemuliaanNYA? Rencana ALLAH bukanlah rencana manusia.

Daniel sangat muda ketika dia dibawa dan dijadikan tawanan, orang buangan dari Yehuda. Saya berumur 35 tahun. Ketika saya bekerja di luar negeri, saya tidak punya sanak saudara dan orang tua saya tidak bersama-sama saya. Tetapi saya ingat…ketika setiap kali saya mendapatkan tawaran pekerjaan…saya pasti berdiskusi dengan papa saya dan karena saya mengetahui bahwa papa saya lebih mempunyai pengalaman daripada saya, saya mempercayai nasehat-nasehat dan masukkan dari papa saya. Saya hanya berpikir bila Daniel dikelilingi oleh orang-orang yang tidak takut akan ALLAH, siapa lagi yang dapat dia percayai selain ALLAHnya yang empunya segala kuasa di bumi dan sorga?

Pastilah dia juga mendengar mengenai pembunuhan orang-orang bijak (para astrolog, ahli klenil Babil) karena Raja Nebukadnezar memerintahkan dalam murkanya untuk menghabisi semua ahli-ahli bijak di negeri Babilonia, termasuk dirinya dan teman-temannya. Pasti Daniel juga ada rasa gentar ketika mendengar berita seperti itu dari mulut Ariokh karena Daniel langsung balik ke kamar, memberi tahu teman-temannya dan berdoa kepada ALLAH. Daniel juga manusia dan dia anak muda walaupun dia jauh lebih berhikmat dibanding semua para astrolog dan para ahli klenil Babil, kalau sudah tidak ada takut lagi saya rasa dia sudah ga ada emosi lagi yakni sepertinya sudah berserah sepenuhnya kepada ALLAH. Tetapi ada kalimat di dalam kitab Daniel pasal 2:18 “that they might seek mercies from the GOD of heaven concerning this secret, so that Daniel and his companions might not perish with the rest of the wise men of Babylon”.

Daniel dan teman-temannya bisa saja mendapatkan status dan penghargaan yang luar biasa karena hikmatnya dan pengetahuan mereka dari ALLAH tetapi tetap menempatkan ALLAH di dalam kemuliaan yang sebenarnya bukan mengambil kesempatan yang ada untuk mengambil kemuliaan dari ALLAH dengan bertindak sendiri. Seperti melempar 1 batu kena 2 burung.

Hal ini terjadi sebelum Daniel mengartikan mimpi Raja Nebukadnezar, karena waktu itu yang pertama-tama dipanggil bukan Daniel tetapi orang-orang ahli astrolog dan ahli klenil Babil. Saya pikir waktu itu adalah ketika Daniel masih dalam training di dalam istana yang berlangsung selama 3 tahun. Daniel masih belum dikenal baik oleh Raja dan para astrolog dan ahli klenil Babil. Kalau bukan orang kepercayaan Raja semestinya tidak dapat seenaknya untuk datang menghadap Raja kecuali dipanggil seperti pada kejadian Ratu Ester, padahal dia seorang Ratu. Maka ketika waktunya bagi Daniel dan teman-temannya mendapat giliran untuk dibunuh dengan hikmat Daniel bertanya kepada Ariokh mengapa Raja begitu murkanya sehingga mau melenyapkan semua orang bijak di Babilonia? Kenapa begitu ekstrim?

Dukung pelayanan literasi Yayasan Simpul Berkat | E-mail: simpulberkat@gamil.com |
Bank BCA – No. Rekening: 0953882377 – a.n. Philip H. S

Be the first to comment

Leave a Reply