6. Latarbelakang visi-visi Daniel (serial Daniel)

Terjemahan timeline Daniel:

Garis waktu Daniel:

KIRI:

Tahun ke-3 pemerintahan Yoyakim

Mei-Juni kemenangan babil atas Mesir di perang Karkemis

Juni-Agustus kejatuhan Yerusalem oleh Nebukadnezar

Daniel dkk dibawa ke Babil

7 September Nebukadnezar dijadikan raja Babilonia
Menggantikan Nabopolasar yang mati

Tahun Nebukadnezar dirajakan

Tahun pertama Daniel dkk dididik

Tahun pertama pemerintahan Nebukadnezar

Tahun kedua pendidikan Daniel dkk

Tahun kedua pemerintahan Nebukadnezar

Tahun ketiga pendidikan Daniel dkk
Penghancuran Bait Allah

TENGAH:

Tahun kematian Nebukadnezar

Evil Marduk/Amel Marduk – putra Nebukadnezar naik takhta

Pembunuhan Evil Marduk

Neriglissar, mantu Nebukadnezar naik takhta

Neriglissar mati wajar

Labashi Marduk, cucu Nebukadnezar naik takhta

Labashi Marduk dibunuh

Nabonidus naik takhta

Nabonidus pindah ke Taima di Arab

Belsyazar diangkat sebagai wakilnya di Babil

Tahun pertama Belsyazar

Tahun ketiga Belsyazar

KANAN:

11 Oktober: Belsyazar mati, Babil jatuh oleh Ugbari, Koresh dengan tentaranya tetap di Opis

29 Oktober Koresh datang ke Babil, mengangkat Gubaru jadi gubernur di Babil

Koresh Persia – Darius Media

Darius Media, Gubaru gubernur Babil

Tahun pertama Darius

Tahun ketiga Koresh

PEMULIHAN BAIT (Era Nehemia)

BC = SK / Sebelum Kristus

————————————–

Jadi, Daniel hidup di akhir abad tujuh sampai jauh ke akhir abad enam, dari penaklukan Yerusalem oleh babilonia (606/605 SK) sampai tahun ketiga Koresh (537/536 SK). Maka, berbagai visi Daniel mencakup rentang waktu jauh lebih panjang. Penaklukan Babilonia oleh Koresh mengawali periode Persia. Periode ini berakhir pada 331 SK, ketika Aleksander Agung mengalahkan Darius III di perang Gaugamela. Aleksander (masih usia 25) meluaskan kerajaan Yunani Mesopotamia dengan menundukkan Persia sampai ke lembah Indus (timur laut Afganistan, sebagian besar Pakistan dan barat barat laut India). Aleksander mati muda di 323 SK, dan kerajaan itu pecah ke empat jenderalnya: Lysinicus diberikan Turki, Cassander mendapat Yunani, Ptolemius mendapat Mesir dan Seleucid beroleh Siria. Maka Yehuda terjepit antara Seleucid dan Ptolemius, dan akibatnya menghadapi kesulitan besar, terutama yang dipaparkan di pasal 11 di antara kerajaan utara (dinasti Seleucid) dan kerajaan selatan (dinasti Ptolemius).

Untuk yang meyakini kitab Daniel ditulis di abad kedua, maka visi Daniel berakhir di kerajaan Helenis (Yunani). Yang lain meyakini kitab ini melihat sampai ke era Romawi, kedatangan Yesus Kristus yang pertama. Untuk lainnya lagi meyakini kitab ini melihat sampai jauh ke era zaman terakhir, kedatangan Yesus Kristus kedua kelak. Pertanyaannya: sanggupkah Allah melihat perjalanan zaman / sejarah sampai jauh, dan mungkinkah Ia memberikan visi wahyu tentang penglihatan-Nya itu kepada seorang hamba-Nya, Daniel?

7. Waktu Penulisan Kitab Daniel. Kapan penulisan kitab Daniel merupakan perdebatan sengit yang melibatkan pengamatan tekstual, historis, keyakinan teologis dan berdampak pada bagaimana kita membaca dan mendapatkan maksud isi kitab ini, terutama bagian yang menyangkut visi masa depan. Para sarjana yang menghargai studi kritis historis mengajukan beberapa alasan berikut: 1) tidak pernah ada manusia yang dapat melihat / meramal ke berbagai peristiwa sampai jauh ke depan; 2) Kitab Daniel tidak tegas menyatakan siapa penulisnya. Baik di bagian pertama (psl 1 – 6) maupun di bagian kedua (7-12) ada yang menggunakan kata ganti “aku” (8:1; 9:2), ada juga yang memakai kata ganti orang ketiga (7:1, 10:1); 3) maka diajukan anggapan bahwa seorang penulis lain dari zaman sesudah berbagai peristiwa masa depan itu dengan memakai nama Daniel (pseudonym) yang menulisnya; 4) ini merujuk kepada kebiasaan zaman tersebut berbagai tulisan memakai nama tokoh tertentu, seperti kitab Henokh yang ditulis seakan oleh dan mengenai Henokh tetapi oleh orang lain.

Pihak lain yang tidak menyetujui anggapan ini mengajukan alasan: 1) Allah mengetahui segala sesuatu dari awal sampai ke akhir; 2) Daniel dipimpin oleh Roh Allah dan tulisan para nabi bukan dibuat berdasarkan kemauan pengarangnya sendiri (2 Petrus 1:21); 3) teori pseudonym pada intinya adalah penulis membohongi pembaca tentang asal dan isi tulisannya. Ini tidak serasi ajaran Alkitab sendiri bahwa ia dapat dipercaya kebenarannya sebagaimana klaim, dan maksud ia dituliskan dan bahwa Alkitab bukan hanya tulisan manusia tetapi juga wahyu dari Allah; 4) Yesus Kristus mengandaikan Daniel sebagai yang menyampaikan firman di pasal 11 (Matius 24:15); dan 5) pasal 11 yang seakan nubuatan gagal tidak dapat dijelaskan oleh anggapan yang menyatakan ada penulis lain di jauh hari sesudah Daniel.

Poin penting dari penelusuran pengantar ini: Membaca Kitab Daniel perlu 1) sambil menyadari pola-pola yang berlaku di latarbelakang sejarah Perjanjian Lama yang menuju ke era Daniel, 2) juga menyadari konteks sejarah dekat Daniel sendiri, 3) tanggal penulisan Daniel memengaruhi bagaimana kita menerima visi-visi Daniel.

8. Tiga Pembuangan. Pembuangan pertama terjadi di tahun 606 SM. Orang Babilonia mengambil lapis teratas dari masyarakat Yahudi — yaitu, keluarga bangsawan dan pegawai istana – bersama akan sanggup memberontak melawan pemerintahan Babilonia. Yoyakim dijadikan raja boneka. Mereka yang saat itu dibuang termasuk empat orang muda bernama Daniel, Hananya, Misael dan Azaria (orang Babilon menamai mereka kembali menjadi Beltsazar, Sadrakh, Mesakh dan Abednego). Ganteng dan cerdas para pemuda dari bangsawan Yahudi ini dipilih untuk dilatih supaya melayani raja Babilonia. Mereka adalah para pahlawan di bagian pertama kitab ini. Kita tahu bahwa Daniel tidak pernah kembali ke negeri asalnya.

Pembuangan kedua terjadi pada 597 SM. Kali ini kelas atas disingkirkan, termasuk para politikus, dan juga para seniman. Yehezkiel ada di antara mereka yang dibuang ini. Raja Yoyakin ditinggal untuk bertugas. Sisa bangsa itu diangkut pada 586 SM, ketika kota dan bait dihancurkan. Orang Babilonia mengangkut Raja Zedekia tetapi meninggalkan nabi Yeremia.

Tiga Kepulangan. Kepulangan pertama pada 538 SM, ketika orang Persia menggulingkan orang Babilonia, dan Xerxes mengizinkan para buangan, termasuk orang Yahudi kembali ke negeri asal mereka. Sekitar 50,000 orang Yahudi kembali pada gelombang pertama itu, dipimpin oleh Zerubabel. Lalu kelompok kedua di bawah Ezra kembali pada 458 SM, ketika pembangunan kembali bait dimulai. Gelombang terakhir terjadi sekitar 444 SM, ketika tembok kota Yerusalem dibangun kembali (masa Nehemia) dan kota Tuhan dijadikan aman dari para musuh di sekelilingnya. Kisah Daniel sangat erat terkait dengan Kitab Ester. Ester tinggal di Susa, ibukota kerajaan Media-Persia, sementara Daniel memainkan peran besar baik dalam kerajaan Babilonia dan juga dalam Media-Persia. Ia populer di bawah para raja bergantian itu. Jelas bahwa tidak semua orang Yahudi kembali ke tanah asal mereka dalam tiga gelombang kepulangan itu. Dari kisah Ester kita simpulkan bahwa masih ada komunitas Yahudi dalam jumlah cukup besar yang tersisa. Agaknya, orang majus yang datang dari timur adalah komunitas Yahudi Babilonia yang tidak kembali ke Yudea, sehingga memiliki pengharapan dan pengetahuan tentang raja mesianis yang akan datang.

Dukung pelayanan literasi Yayasan Simpul Berkat | E-mail: simpulberkat@gamil.com |
Bank BCA – No. Rekening: 0953882377 – a.n. Philip H. S

Be the first to comment

Leave a Reply